Perspektif Ekosistem dan Ekologi dalam Pemajuan Kebudayaan

Salah satu aspek yang dibahas dalam KKI (Kongres Kebudayaan Indonesia) tahun 2023 adalah berkaitan dengan Perubahan Iklim.  Topik tersebut dibahas di hari kedua penyelenggarraan KKI (24 Oktober 2023). Diskusi membicarakan bagaimana adaptasi, mitigasi dan gerak kebudayaan dalam mengatasi persoalan kebudayaan tersebut. Kebudayaan memiliki potensi sebagai kekuatan sosial yang bisa digunakan untuk mengatasi persoalan perubahan iklim tersebut.

Dr. Wiratno (Tenaga ahli kementerian Lingkungan Hidup) bericara mengenai pengeloalaan wildernes area bersama masyarakat dan penguatan local wisdom. Dr. Wiratno menyampaikan tentang potensi penjagaan hutan yang ternyata akan menimbulkan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat dengan adanya pariwisata, selain tentu saja manfaat kelestarian hutan. Untuk melaksanakan hal tersebut perlu beberapa langkah, yaitu empati, berpikir terpadu, optimis, experimen-prototipe, dan adaptip kolaborasi manajemen. Dr. Wiratno juga membuat aplikasi yang memberikan informasi mengenai wisata alam.

Indhyta F Utami (Tenaga Ahli Kemdikbud) berbicara mengenai empat budaya yang harus berubah untuk kebijakan publik yang lestari.  Harapannya pembangunan di Indonesia bisa compatible dengan ekosistem, dan Indonesia bisa memanfaatkan teknologi digital untuk kesejahteraan, dan inklusi sosial. Kebijakannya itu, yaitu: Pertama, kita tidak harus selalu menerima nasib dan boleh meminta lebih; Kedua, memperkenalkan paradigma baru bukan berarti tidak menghormati kebiasaan lama, tetapi bukti kita belajar. Ketiga, reformasi kebijakan publik tidak bisa instan, tetepi memakan waktu yang lebih banyak, terutama karena persepsi terhadap permaslahan yang lama; Keempat, pengetahuan ditingkat elit saja itu tidak cukup, perlu perubahan di level ekosistem (Budaya dan kepemimpinan).

Yulia Sugandi (Antrolopog dan Sosiolog) memulai presentasinya dengan tayangan yang menggambarkan dominannya manusia di abad terkakhir ini dalam menentukan arah bumi dengan berbagai ekploitasinya. Iklim global yang memanas merupakan konsekuensi dari apa yang dilakukan oleh manusia. Kebudayaan harus dijadikan narasi baru perencanaan pembangunan. Serumit apapapun permasalahan yang dihadapi termasuk perubahan iklim, manusia bisa berupaya dalam mengatasinya dengan perencanaan. Krisis iklim bukan hanya krisis lingkungan tetapi juga krisis kemanusiaan karena berkaitan dengan pola perilaku dan budaya yang memerlukan perubahan yang mendasar. Permasalahan tersebut perlu ditangani secara ekosistem yang melibatkan banyak pihak.

Comments are closed.