Sejarah Keraton Surakarta I

Jika membahas mengenai Keraton Surakarta tentunya tidak akan terlepas dari Kerajaan Mataram, didirikan oleh Panembahan Senopati Ing Ngalogo pada tahun1575 yang sekaligus menjadi sultan pertamanya, sebuah kerajaan bercorak Islamyangmelanjutkan masa kejayaan Mataram Kuno, Kerajaan Mataram Islamini kemudianberkembang hingga mencapai masa kejayaannya pada tahun 1613 hingga 1645di bawah kekuasaan Sultan Agung. Kerajaan Mataram Islam inilah yang akan menjadi cikal bakal dari lahirnya duakerajaan di Jawa Tengah, yakni Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta. Semua berasal dari Perjanjian Giyanti yang menyebabkan konflik di lingkungan KerajaanMataram sehingga terbelah menjadi dua bagian, yang tentunya terdapat peran VOC(Vereenigde Oostindische Compagnie) didalamnya.

VOC selalu memiliki taktik luar biasa dalam merealisasikan upaya monopoli kekuasaan, salah satunya adalah taktik adu domba, pihak VOC kerap kali berusahauntuk ikut campur dalam urusan internal penguasa daerah seperti pada proses pemilihan penerus takhta, yang pada akhirnya akan membuat keruh kondisi internal penguasa daerah. Taktik tersebut diberlakukan pula pada Kerajaan Mataram, kala itutengah terjadi konflik antar saudara yang melibatkan Susuhunan Pakubuwana II, Pangeran Mangkubumi dan Raden Mas Said atau yang kerap dikenal sebagai Pangeran Sambernyawa. Jika diilihat berdasarkan silsilah dari Amangkurat IVyangberkuasa pada tahun 1719 hingga 1726, maka Pakubuwana II dan PangeranMangkubumi adalah kakak beradik, sementara Raden Mas Said adalah cucudari Amangkurat IV dan keponakan dari Pakubuwana II juga Pangeran Mangkubumi. Kemudian Amangkurat IV menunjuk Pakubuwana II sebagai penerus takhtanya, akantetapi Raden Mas Said tidak terima dan meminta haknya sebagai pewaris takhtaMataram, dengan alasan bahwa ayah dari Raden Mas Said yakni Pangeran AryaMangkunegara merupakan anak pertama dari Amangkuran IV, seharusnya AryaMangkunegara lah yang menjadi sultan selanjutnya, akan tetapi karena ia sudahmeninggal maka Pakubuwana II ditunjuk sebagai penggantinya, penunjukan tersebut rupanya merupakan campur tangan pihak VOC yang mengangkat PangeranPrabusuyasa sebagai penerus takhta yang diberi gelar Pakubuwana II, karena situasi seperti itulah mengapa Raden Mas Said merasa berhak sebagai penerus takhta.

Comments are closed.