Sejarah Keraton Surakarta II

Ketika Pakubuwana II memegang tampuk kekuasaan, ia memindahkan ibu kotaKerajaan Mataram dari Kartasura ke Surakarta pada 17 Februari 1745, akibat dari adanya peristiwa Geger Pecinan yang mengakibatkan porak porandanya KeratonKartasura. Geger Pecinan atau Perang Sepanjang merupakan perlawanan yangdilakukan oleh masyarakat etnis Tionghoa yang bekerja sama dengan masyarakat Jawa untuk melawan VOC, perang tersebut berlangsung selama tiga tahun terhitungsejak 1740 hingga 1743, meletusnya Perang Sepanjang dipicu oleh perlakuan VOCterhadap kedua etnis tersebut, di mana pada tahun 1740 VOC membantai etnis Tionghoa di Batavia yang membuat penduduk etnis tersebut kemudianmenyelamatkan diri dengan cara kabur ke wilayah pesisir Jawa,, di saat yangbersamaan, VOC rupanya telah berhasil menduduki hampir kesuluruhan wilayah kekuasaan Mataram, yeakni tepatnya daerah pesisir pulai Jawa, Karawang, Semarang, Cirebon, Jepara, Surabaya, Rembang, Pasuruan dan Madura. Hal ini menyebabkanhadirnya situasi krisis bagi Kerajaan Mataram karena pengikisan wilayah kekuasaanyang semakin menyempit. Maka dari itu, penduduk Jawa pun berinisiatif untukmembuat laskar perjuangan yang dibantu oleh penduduk Tionghoa, laskar tersebut diberi nama Lakar Dampoawang, laskar ini mendapatkan banyak sekali dukungandari kedua etnis yang menginginkan keadilan. Akan tetapi sangat disayangkan usahaperjuangan dari Laskar Dampoawang ini gagal menuai kemenangan, sebagai imbas dari peperangan besar tersebut, Keraton Kartasura pun hancur lebur dibuatnya, olehsebab itu dibangunlah Keraton Surakarta sebagai penggantinya.

Comments are closed.