Sehari Kuliah Lapangan di Priangan Timur

Kamis, 28 Maret lalu Departemen Pendidikan Sejarah menyelenggarakan kegiatan kuliah lapangan ke sejumlah situs wisata sejarah dan budaya di daerah Priangan Timur. Kegiatan tersebut merupakan rangkaian pembelajaran yang terkait dengan mata kuliah Sejarah Indonesia Kuno. Sebanyak 99 mahasiswa angkatan 2018 yang berasal dari dua kelas telah berkumpul sejak dini hari di parkiran Museum Pendidikan Nasional, Kampus Bumi Siliwangi. Setelah pengarahan singkat dan doa bersama, rombongan berangkat sekitar pukul empat pagi.

Dalam kunjungan pertama ke situs wisata budaya Karangkamulyan, Kabupaten Ciamis, peserta diperkenalkan pada warisan memori kolektif mengenai tradisi kesejarahan setempat. Setelah pemaparan singkat mengenai peran objek tersebut dalam panggung sejarah tradisional yang dipaparkan oleh tim dari Museum Situs Karangkamulyan, para mahasiswa kemudian diajak berkeliling selama lebih kurang satu jam. Kritisme historis peserta diuji untuk dapat melihat perspektif sejarah secara tradisional maupun dalam kerangka keilmuan mengingat salah satu keunikan situs tersebut adalah eratnya tokoh-tokoh maupun persitiwa legenda dalam mengkonstruksi eksistensinya.

 

Kampung Adat Naga di Kabupaten Tasikmalaya menjadi situs kunjungan kedua. Di sana, peserta disambut oleh Kuncen sebagai petinggi adat desa dan diperkenalkan pada pokok-pokok keunikan Kampung Naga. Setelah sambutan, pemaparan, dan tanya jawab selama lebih kurang setengah jam, pemandu mengajak para mahasiswa untuk berkeliling kampung untuk mengetahui lebih jauh warisan-warisan seni, tradisi, adat, dan sejarah desa secara langsung seperti situs Bumi Alit, Batu Pangsolatan, dan area sekitarnya. Beragam pertanyaan kritis secara antusias diajukan peserta kepada para pemandu hingga sesi tur selesai sekitar pukul lima sore untuk kemudian rombongan kembali ke Bandung.

Pemimpin rombongan, Dr. Yani Kusmarni, M.Pd. menuturkan bahwa kegiatan PKL ini dimaksudkan untuk memperkaya wawasan mahasiswa mengenai kekayaan khazanah sejarah dan kebudayaan Indonesia kuno khususnya di wilayah Jawa Barat. Selain itu, mahasiswa juga diharapkan dapat menyerap fungsi sejarah dalam kehidupan riil sehari-hari, seperti membentuk satu identitas atau ikatan komunal bahkan sebagai potensi wisata yang menjanjikan. Pada saat yang sama, realitas sosial dan sejarah tersebut harus dapat menstimulasi pemikiran kritis para mahasiswa khususnya sebagai insan akademik dan calon pendidik di masa yang akan datang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *