Sejarah Situs Ratu Boko III

Temuan yang bercirikan Buda yaitu tiga area Dhyani Buddha dari batu padas yang unfinished dan batu-batu bagian stupa. Gerabah situs Ratu Boko menunjukkan ciri-ciri kesamaan dengan gerabah yang pernah ditemukan di candi Plaosan dan Prambanan. Ciri-ciri gerabah tersebut adalah: – Gerabah berwarna kemerahan, permukaan kasar dan beberapa diantaranya mempunyai hiasan slip dan hiasan pukul. – Gerabah berwarna coklat kemerahan atau abu-abu, permukaan halus. – Gerabah berwarna kuning dengan bermacam-macam hiasan, termasuk hiasan gores. Dari pecahan-pecahan gerabah tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar diantaranya berasal dari mangkuk, periuk, dan kendi. Keramik asing yang pernah ditemukan di situs Ratu Boko menunjukkan tanda-tanda berasal dari beberapa periode. Sebuah mangkuk yang ditemukan di sebelah barat kompleks kolam menunjukkan ciri-ciri dari dinasti Tang (abad VII-IX M).

Disamping itu masih banyak pecahan keramik yang menunjukkan ciri-ciri dari dinasti sesudahnya yaitu dinasti Sung (abad XI-XII M), dan dinasti Ming (abad XIV-XVII M). Peninggalan-peninggalan di Ratu Boko menunjukkan tidak saja bangunan suci ( candi) tetapi juga bangunan-bangunan lain yang sifatnya profan. Dari segi inilah terletak keistimewaan-keistimewaan Situs Ratu Boko. Sebutan “kraton” yang diberikan oleh penduduk untuk Ratu Boko memberi pengertian bahwa situs ini merupakan situs hunian dan lebih khusus lagi sebagai pusat kerajaan. Situs Ratu Boko merupakan suatu kompleks yang di dalamnya terdapat bekas-bekas bangunan yang sangat bervariasi, masing-masing bangunan disusun dalam tata letak yang teratur dan dikelilingi oleh pagarpagar keliling. Disamping bangunan-bangunan yang menunjukkan sifat sakral dan profan, di dalam kompleks Ratu Boko ini juga ditemukan jenisjenis bangunan lain, yaitu berupa kolam-kolam dan gua-gua.

Comments are closed.