Penemuan Penting di Museum Sangiran II

Berdasarkan penelitian para ahli, pada mulanya Sangiran merupakan sebuah bukit yang dikenal sebagai “kubah sangiran”. puncak dari kubah kemudian mengalami erosi sehingga membentuk sebuah depresi yang menyingkap lapisan-lapisan tanah. Bagian inilah yang memberikan informasi lengkap mengenai kehidupan masa lampau dibuktikan dari banyaknya fosil baik manusia, hewan maupun tumbuhan yang hidup pada masa tersebut. Sangiran memberikan petunjuk kehidupan manusia purba secara berurutan dan tanpa terputus sejak 2 juta tahun – 200.000 tahun yang lalu yaitu sejak Kala Pliosen Akhir hingga akhir Pleistosen Tengah. Hal ini menjadikan Sangiran situs manusia purba terlengkap di dunia. Maka pada tahun 1977, berdasarkan Surat Keputusan menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 070/0/1977, tanggal 15 Maret 1977 wilayah Sangiran dan sekitarnya ditetapkan sebagai Daerah Cagar Budaya (Rusmulia Tjiptadi Hidayat, 1993). Dan diperkuat lagi dengan ketetapan yang dikeluarkan oleh komite World Heritage UNESCO pada peringatannya yang ke-20″ di Merida, Meksiko yang menetapkan Kawasan Sangiran sebagai Kawasan World Heritage (Warisan Dunia) No. 593 (Widianto, H., dan Sadirin, 1996).

Situs Sangiran mulai di kenal pada tahun 1936, ketika von Koenigswald menemukan fosil manusia untuk pertama kalinya, yaitu berupa fragmen rahang bawah (mandibula) kanan yang ditemukan pada lapisan Pucangan bagian atas dan diberi kode Sangiran 1b. Kemudian pada tahun berikutnya 1937, menemukan fragmen tengkorak (Sangiran 2) pada lapisan Kabuh di antara Desa Bukuran dan Desa kertosobo tepatnya di tepi kali Cemoro (Koenigswald, 1940 via Widianto, et.al., 1996). Fragmen tengkorak (Sangiran 3) yang ditemukan Koenigswald dan dipublikasikan oleh F. Weidenreich pada tahun 1943 di lapisan yang sama (Weidenreich, F., 1945) Masa berikutnya, penelitian dilanjutkan oleh para peneliti dari dalam negeri antara lain T. Jacob dan Sartono yang menemukan fragmen rahang bawah (Sangiran 8) pada lapisan Grenzbank, rahang bawah (Sangiran 9) dan tengkorak (Sangiran 17). Penemuan ini terbilang istimewa karena berhasil menemukan tengkorak yang paling lengkap beserta gambaran wajahnya (Sangiran 17).

Comments are closed.