Museum Sangiran Sebagai Sumber Belajar Sejarah

Muatan materi mata pelajaran IPS SMP dan sejarah SMA ini dapat menggunakan Situs dan Museum Manusia Purba Sangiran sebagai bagian dari pembelajaran masa praaksara di Indonesia, khususnya terkait pengetahuan manusia purba, budaya, dan lingkungannya. Situs dan Museum Manusia Purba Sangiran dapat mendukung konstekstualisasi pembelajaran IPS dan Sejarah, khususnya materi praaksara. Kontekstualisasi pembelajaran pada mata pelajaran IPS dan Sejarah yaitu suatu cara yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran IPS dan sejarah yang dikaitkan dengan masa kini dan bersifat kontekstual. Salah satu keunggulan atau nilai lebih Sangiran sebagai media pembelajaran materi praaksara adalah beragamnya media yang tersedia untuk menjelaskan suatu peristiwa masa lampau. Hal ini memberikan berbagai kemudahan bagi pelajar dalam memahami benda-benda peninggalan masa lampau yang tertulis dalam buku pelajaran IPS maupun sejarah. Kemudahan yang diperoleh pelajar adalah karena di Sangiran telah disediakan berbagai media yang banyak memberikan informasi. Media tersebut dapat berupa model, realita, tabel, poster, sistem multimedia elektronik, bahkan lokasi temuan benda-benda peninggalan masa praaksara.

Di Sangiran, media yang dijadikan sumber belajar berupa sumber primer dan sekunder. Sumber primer merupakan benda peninggalan atau jejak-jejak kehidupan, meliputi fosil, artefak, dan ekofak. Di Sangiran, sumber primer ini disediakan dalam wujud asli atau replika, seperti fosil manusia purba (replika), fosil fauna purba (asli), artefak budaya manusia purba (asli), singkapan lapisan tanah purba, dan museum lapangan. Sedangkan gambar atau foto, diorama manusia purba, aktivitas, dan lingkungannya, serta penjelasannya dalam sistem multimedia berbentuk media audiovisual merupakan sumber sekunder yang dapat mendukung pembelajaran masa praaksara.

Comments are closed.