Otto Iskandardinata dan Mata-mata Belanda

Otto Iskandardinata dan Mata-mata Belanda

Ada hal yang menarik ketika menjadi anggota Dewan Kota di Pekalongan. Oto Iskandar di Nata (Si Jalak Harupat) terkenal sebagai orang yang berani membela kebenaran. Oleh karena itu, dia bersama dua temannya dari BU, yakni Darmosoegito dan Kartosoebroto bersama dengan Fadhol dari Partai Serikat Islam Indonesia termasuk orang-orang yang di-blacklist oleh Pemerintah Hindia Belanda. Artinya, apabila suatu saat di Pekalongan terjadi sesuatu, maka merekalah yang harus bertanggung jawab. Bahkan, demikian dianggap bahayanya keempat orang tersebut, sehingga setiap kali mereka mengadakan pertemuan selalu dimata-matai oleh PID (Politieke Inlichtingen Dienst) atau Polisi Rahasia Hindia Belanda waktu itu.

Ketika suatu waktu Oto Iskandar di Nata dan ketiga temannya itu melakukan pertemuan, diawasi oleh seorang anggota PID. Kemudian anggota PID itu sekalian diajak serta. Ternyata, dia baru menyadari bahwa pertemuan yang dilakukan oleh Oto Iskandar di Nata dan kawan-kawannya itu membicarakan kepentingan masyarakat, bukan kepentingan pribadi, apalagi menghasut rakyat seperti yang biasa dituduhkan. Dan sejak itu, anggota PID itu pun berhenti dari pekerjaannya dan bergabung dengan BU.

Comments are closed.